+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

The Vision of God’s Power

The Vision of God’s Power

KUASA ALLAH. Kuasa dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu berdasarkan kekuatan, keahlian, sumber daya, atau otoritas. Alkitab mengajar bahwa kuasa orang Kristen berasal dari Allah melalui Roh Kudus.

Allah adalah sumber tertinggi kekuasaan. Segala kuasa datangnya dari Dia dan tergantung pada-Nya (1 Tawarikh 29:11-12)

Berbagai bagian Perjanjian Lama menceritakan bahwa Allah memberi kuasa-Nya kepada mereka yang lemah (Yesaya 40:29). Allah memberi kuasa kepada umat-Nya (Mazmur 68:35). Seringkali kita membaca bahwa Allah memberi kuasa-Nya kepada para raja (1 Samuel 2:10) dan para nabi (Mikha 3:8).

Kuasa tak terbatas Allah tercurah dalam kehidupan umat-Nya dalam berbagai aspek dalam Alkitab. Alkitab mengajar bahwa Injil sendiri ialah kuasa Allah bagi keselamatan: “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (Roma 1:16; baca juga 1 Korintus 1:18).

Sahabat, kemampuan orang percaya melakukan sesuatu yang berarti berasal dari Roh Kudus. Ketika Yesus naik ke surga, Ia memerintah supaya murid-Nya menanti kuasa yang mereka butuhkan: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kisah Para Rasul 1:8). Tanpa Roh Kudus, para murid akan hanya berjalan di tempat, seberapa pun mereka berbakat, bersemangat, atau antusias terhadap pengabaran Injil.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: “The Vision of God’s Power (Penglihatan Kekuasaan Allah)”. Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 6:1-8. Sahabat, dunia berubah begitu cepat. Apa yang sekarang ada, mungkin tahun depan sudah hilang tertelan zaman. Roda sejarah berputar cepat menyimpan sejuta cerita tentang PENGUASA. Dari cerita mereka, kita seharusnya disadarkan untuk tidak mengandalkan manusia karena kalau masih bersandar pada manusia, maka kita harus bersiap untuk kecewa.

Bacaan kita pada hari ini bercerita tentang penglihatan Zakharia yang terakhir. Malaikat Tuhan menyingkapkan tentang kebesaran KUASA ALLAH  yang dilukiskan oleh kereta yang ditarik kuda. Mereka keluar dari dua gunung tembaga sebagai simbol dari gerbang surga (Ayat 1).

Kereta pertama ditarik oleh kuda merah, sementara kereta kedua ditarik oleh kuda hitam (Ayat 2). Kereta ketiga oleh kuda putih dan kereta keempat oleh kuda berbelang-belang dan berloreng (Ayat 3).

Kereta yang ditarik kuda hitam menuju Tanah Utara. Kereta berkuda putih menuju arah Barat. Kereta berkuda belang-belang ke Tanah Selatan (Ayat 6). Sementara itu, kereta berkuda merah keluar dan tampak sangat gelisah untuk pergi (Ayat 7). Akan tetapi, pada akhirnya, ia pergi juga menjelajah bumi.

Sahabat, hanya kereta hitam menuju Tanah Utara (Sinear) yang diberi keterangan. Kuasa Allah pergi ke sana untuk menenteramkan Roh-Nya (Ayat 7). Yehuda melihat kuasa Allah bekerja untuk memulangkan mereka kembali.

Kuasa Allah tidak hanya berpusat pada tanah Sinear. Kuasa-Nya bekerja di seluruh belahan dunia. Di kemudian hari, kuasa Allah di dalam Kristus memanggil segenap manusia agar datang kepada-Nya. Kuasa ini menembus ruang, waktu, dan zaman.

Sahabat, Zakharia melihat KUASA ALLAH  lewat PENGLIHATAN. Sedangkan kita masih bisa melihatnya melalui iman kepada Yesus. Kuasa-Nya sangat hebat, dahsyat, dan terus bekerja kapan dan di mana saja.

Karena itu Jika kita menggantungkan hidup pada manusia, itu adalah tindakan bodoh. Seharusnya, kita bergantung pada kuasa Allah, yang kita kenal lewat Yesus Kristus. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5?


Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Marilah kita memberi diri dipakai Tuhan agar misi-Nya mulai digenapi di tempat kita, dan kemudian meluas ke ujung bumi. (pg).

Leave a Reply