+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

BLACK IS BLACK

BLACK IS BLACK

Saudaraku, kalau di Photoshop, warna hitam itu ada 256 gradual warna, mulai yang lamat-lamat hingga yang pekat. Dunia kejahatan sering disebut sebagai dunia hitam, di dalamnya ada berbagai kejahatan, yang diukur dari hukuman pidananya yang beragam, ada yang hukuman 3 bulan, 3 bulan potong tahanan, hingga ada yang hukuman mati, atau hukuman seumur hidup, dan masih banyak lagi.

Di antara sekian macam dunia hitam, di Indonesia  paling tidak ada tiga kejahatan yang dipandang paling diperhatikan aparat keamanan, yakni: Terorisme, narkoba dan senjata api. Aparat akan cepat bertindak, karena jaringan tiga tindak pidana ini bisa sangat luas dan melibatkan banyak pihak, bahkan bisa melibatkan pihak-pihak dari luar negeri.

Sebagai renungan kita, apakah kita boleh berteman dengan orang dari dunia hitam? Alkitab tidak membedakan orang yang ada di dunia putih atau dunia hitam, hanya membedakan antara orang berdosa dengan murid Tuhan, yang dianggap sudah bertobat dan tidak hidup dalam dosa. Karenanya Alkitab mengajarkan agar kita dapat mengasihi sesama, tanpa memandang orang itu berkanjang dalam dosa atau tidak. Bahkan Alkitab mencatat bagaimana Daud tetap mengasihi Saul yang membenci dan ingin membunuhnya.

Saudaraku, kedatangan Yesus ke rumah Zakheus (Lukas 19) zaman itu dipandang heboh, karena Zakheus saat itu bekerja sebagai pemungut cukai bagi pemerintah Romawi. Jadi Zakheus dianggap sebagai pengkhianat rakyat. Mungkin Zakheus saat menarik pajak dari rakyat juga mempergunakan beking (pelindung) dari pasukan Romawi, jadi rakyat yang tidak membayar pajak atau membayar pajak tidak sesuai aturan, mudah sekali mengalami kekerasan dari Zakheus dan bekingnya.

Ya, zaman itu pekerjaan sebagai pemungut cukai bagi penjajah dianggap sebagai pekerjaan yang hina. Saudaraku, mari kita renungkan lebih dalam kisah pertobatan Zakheus yang terdapat di Lukas 19:1-10 dengan penekanan pada ayat 10.

Dalam satu diskusi di gereja ada seorang teman yang mengatakan, “Orang berdosa jangan dijauhi, apalagi disingkirkan, tapi didampingi.” Dia mengambil contoh Tuhan Yesus yang berkenan datang ke rumah Zakheus. 

Bertemu Zakheus saat melintasi Yerikho, Yesus menyempatkan diri menumpang di rumahnya. Tentu saja hal itu mengundang kontroversi orang Yahudi mengingat Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai. Jika pemungut cukai saja dipandang sebagai pendosa, bagaimana dengan dirinya yang menjabat sebagai kepala? Namun Yesus mau datang kepadanya. Bukan untuk menjatuhkan hukuman kepada Zakheus, kedatangan Yesus adalah untuk menyelamatkannya.

Saudaraku, manusia cenderung mengedepankan emosi negatif terhadap orang yang dianggap bermasalah. Kutipan ayat “jauhilah yang jahat” (Mazmur 34:15) sering disalahtafsirkan untuk membenci pendosa (pelaku dosa). Yesus tidak demikian! Ia memang membenci tindakan dosa, namun tetap mengasihi pendosa. 

Buktinya, kita yang dahulu hidup dalam dosa diselamatkan-Nya. Begitu pun yang Ia harapkan untuk kita lakukan sebagai pribadi yang telah menerima kasih karunia-Nya: Bukan menghukum mereka yang berdosa dengan mengucilkan atau membencinya, melainkan sebisa mungkin menjadi berkat yang menyelamatkannya. 

Mari dengan hati dan pikiran yang bening kita refleksikan: Jika bukan karena kasih Kristus yang menyelamatkan, kita pun adalah pendosa yang tak berdaya. (Surhert).

Leave a Reply