+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

MEMBANGGAKAN KEFANAAN

MEMBANGGAKAN KEFANAAN

Saudaraku, apa yang menjadi kebanggaan manusia? Rumah? Tempat usaha? Uang? Semua yang disebutkan di depan dan yang ada dalam pikiran manusia tentang kesuksesan adalah fana semata. Fana berarti sementara, rentan rusak dan lenyap dalam sekejap. Yesus mengingatkan kefanaan sebuah mahakarya dalam Matius 24:1-2. Mari kita renungkan bersama.

Tidak ada yang menyangkal keindahan Bait Allah buatan Herodes Agung saat itu. Puncak Bukit Sion digali dan diratakan untuk menyambung bangunan asli Bait Allah. Dindingnya dilapisi emas yang berkilauan ditimpa sinar matahari. Tiangnya besar-besar dan pembangunan memakan waktu yang lama, bahkan pada zaman Yesus semua masih berlangsung. Sebuah proyek spektakuler. Pembangunan Bait Allah saat itu bukan sekadar pembangunan rumah ibadah biasa namun juga sebuah fleksing (pameran) dominasi politik Herodes dan Kerajaan Romawi atas Yehuda.

Indahnya bangunan, megahnya ornamen dan besarnya material yang akan dipakai, membuat siapa pun pengunjung Bait Allah takjub. Namun bagi Yesus itu tidak berpengaruh sama sekali. Yesus dengan terus terang mengatakan bahwa semua akan hancur dan tidak tersisa. Nubuatan ter terjadi empat dekade selanjutnya karena Jenderal Titus menghancurkan Bait Allah megah itu hingga tak bersisa.

Manusia seringkali takjub dengan apa yang nampaknya spektakuler dan hebat, baik berupa bangunan, pencapaian, finansial bahkan manusia. Ketakjuban itu menggiring manusia mendewakan apa yang dianggapnya hebat. Namun bagi Allah semua itu tidak berarti karena di dunia ini tidak ada yang kekal. Pengkhotbah mengatakan apa yang ada di bawah matahari adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin semata (Pengkhotbah 1:14). Andai manusia selalu mengingat hal itu, manusia tidak akan mudah untuk terpana dan mengagumi segala sesuatu yang spektakuler. Ucapan Yesus mengomentari para murid-Nya menunjukkan bahwa semegah bagaimanapun sebuah bangunan bisa hancur suatu saat nanti, maka lebih baik mempersiapkan diri untuk hal yang kekal, yaitu iman yang teguh.

Saudaraku, berjalan sesuai dengan kehendak Allah akan membawa kepada kekekalan. Apa pun yang membanggakan manusia, semua akan berakhir. Waktu akan mengakhiri kebanggan itu. Oleh sebab itu mari belajar untuk mengarahkan diri kepada apa yang kekal dan menghargainya lebih dari apa yang fana, sebagaimana Nabi Yeremia mengatakan, Siapa mau berbangga tentang sesuatu, haruslah ia berbangga bahwa ia mengenal dan mengerti Aku, bahwa ia tahu bahwa Aku mengasihi untuk selama-lamanya dan Aku menegakkan hukum dan keadilan di dunia. Semuanya itu menyenangkan hati-Ku. ” (Yeremia 9:24, BIS). Berbanggalah karena mengenal Sang Penguasa Semesta dan menikmati kasih karunia-Nya. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Leave a Reply