+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

BERAPA LAMA LAGI, TUHAN?

BERAPA LAMA LAGI, TUHAN?

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur walau hidup kita tidak luput dari penderitaan. Sahabat, penderitaan merupakan bagian hidup manusia. Yang menarik, ketika Daud mengalami penderitaan yang cukup berat dan menekan, tidak membuatnya menyangkal dan meninggalkan Allah. Sebaliknya, ia tetap berseru dan semakin berharap kepada Allah dalam doa yang tiada putusnya. Untuk itu Sahabat saya ajak untuk berefleksi dari kisah pengalaman Daud yang saya ambil dari Mazmur 13:1-6.

Sahabat, dalam perikop tersebut, Daud mulai mengungkapkan isi hatinya dengan pertanyaan “Berapa lama lagi Tuhan?” Pertanyaan itu diulangi sampai lima kali. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya perasaan Daud seolah-olah dirinya ditinggalkan Allah. Artinya, derita yang dirasakan Daud sangat berat dan sudah mencapai batas yang dapat ditanggungnya. Bak air sudah mencapai hidung.

Sebenarnya apa pokok masalah yang sedang dihadapi Daud? Apakah dirinya sedang sakit parah? Apakah keselamatannya terancam? Ternyata tidak. Kuncinya ada di ayat 4-b, “Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,”  Bila mata Daud tidak bercahaya, hal itu berarti Allah tidak bersama dengannya. Apakah benar Allah sudah tidak menyertai Daud lagi?

Sahabat, Mazmur 19:9 menyatakan bahwa mata seseorang akan bercahaya karena firman Tuhan. Jika dilihat dari sudut pandang Mazmur 19:9, maka ungkapan Daud menunjukkan bahwa Allah tidak lagi berfirman kepadanya. Tidak adanya firman Allah itulah yang membuat hati Daud goyah. Ia seolah-olah kehilangan pegangan dan tuntunan hidup karena selama ini hidupnya berlandaskan pada firman Allah. Itulah alasannya Daud meratap, “Berapa lama lagi Tuhan?”

Mazmur  13:1-6  ini merupakan ungkapan isi hati Daud saat ia mengalami pergumulan yang sangat berat.  Hari-hari Daud penuh kegelisahan karena ia terus dikejar-kejar Saul yang hendak membunuhya.  Bisa dibayangkan betapa tidak tenangnya perasaan Daud karena dihantui oleh bahaya kematian.  Selain itu Daud juga harus menghadapi bani Amalek, suatu bangsa yang menjadi musuh bangsa Israel.  Daud benar-benar dalam tekanan yang hebat.  Wajar bila Daud sempat putus asa dan mengeluh kepada Tuhan, “Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus?  Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?  Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?  Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?”  (ayat 2-3).

Ingatlah! Sahabat, pengalamannya bersama Allah yang penuh kasih dan setia membawa Daud pada pengharapan bahwa Allah akan melepaskan penderitaannya. Sebab itu, dengan keyakinan ia berkata bahwa kasih setia kepada Allah dan perjanjian-Nya saja ia percaya (ayat 6-a). Kasih setia tanpa syarat inilah yang menjadi kekuatan Daud untuk terus berseru kepada Tuhan. Ketika kita sedang menderita, hanya Tuhan yang mau mengerti isi hati dan keluh kesah kita. Di sinilah kita baru bisa semakin mengenal Allah dan membuat kita dapat berkata seperti Daud,  “kepada kasih setia-Mu aku percaya” (ayat 6a). Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk mengangkat segala penderitaan kita. (pg)

One thought on “BERAPA LAMA LAGI, TUHAN?

  1. Shaloom ..,Selamat pagi Pak Paul dan Sahabat pendukung Kristus
    Salam sehat , penuh semangat di dalam.Krustus.
    Puji Tuhan ….kabar baik , krn kita masih dapat menikmati akan Rahmat Tuhan yg selalu baru di setiap pagi , dan kasih setia-Nya yg tak berkesudahan.

    Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema utk kita supaya kita tetap mengandalkan dan berharap pada pertolongan Tuhan , sekalipun kita sering merasa dan menganggap bahwa Tuhan belum menjawab doa-doa kita.
    Mari kira belajar dari pengalaman raja Daud , bhw kasih Allah yg tanoa batas akan memberi kekuatan kpd kita di dalam menghadapi pergumulan kehidupan ini…Immanuel.
    Tuhan Yesus Memberkati…Selamat Hari Minggu…Selamat Beribadah…🙏🙏

Leave a Reply