+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

DON’T JUGDE A BOOK BY ITS COVER

DON’T JUGDE A BOOK BY ITS COVER

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga hari iniDON kita tetap energik menjalani dan menikmati masa tua kita, karena Tuhan menilai seseorang tidak dari penampilan fisiknya, tapi dari hatinya. Tuhan tetap bersama-sama dengan kita dalam menjalani hidup di usia senja. Ia tetap menggendong, mengasihi, dan memelihara kita walau rambut kita sudah memutih semua. (Yesaya 46:4)

Masih ingatkah teman-teman  dengan idiom dalam bahasa Inggirs yang berbunyi, “Don’t jugde a book by its cover” (Jangan menilai seseorang hanya dengan melihat penampilannya, apalagi bila belum mengenalnya). Tapi cukup banyak diantara kita yang menjadikan faktor fisik  menjadi faktor utama dalam menilai sesamanya. Karena itu tidak usah heran kalau operasi plastik di Korea Selatan, Thailand, dan di banyak tempat yang lain begitu berkembang sangat cepat. Untung Tuhan tidak berlaku demikian, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”  (1 Samuel 16:7).  Bagi Tuhan hal-hal jasmaniah sama sekali tidak masuk penilaian!  Yang Tuhan nilai adalah hati.  Ini berbicara tentang kerohanian atau karakter.
 

Hari ini saya mengajak Saudara belajar dari Timotius. Rasul Paulus bertemu dengan Timotius untuk pertama kalinya saat ia berada di Listra.  Timotius adalah pemuda yang memiliki reputasi yang baik di daerahnya.  Ia memiliki latar belakang keluarga yang takut akan Tuhan.  “… ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.”  (Kisah 16:1b).  Tidak hanya itu, neneknya (Lois) juga seorang percaya.  Adalah sangat tepat jika Paulus memilih Timotius untuk menjadi rekan dalam pelayanannya.  Dan sudah terbukti, Timotius begitu setia menjalanankan tugasnya sebagai seorang pelayan Tuhan.

Karena ketekunan dan kesetiaannya mengerjakan tugas yang dipercayakan, Timotius beroleh promosi dari Tuhan dan ia dipercaya sebagai pemberita Injil serta menggembalakan jemaat di Efesus.  Sungguh benar,  “…bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim:  direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.” (Mazmur 75:7-8).  Perhatikan pernyataan Paulus tentang Timotius:  “…aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,…”  (2 Timotius 1:5).  Hal ini menunjukkan bahwa Timotius memiliki iman yang tulus, tidak ada kepura-puraan atau keterpaksaan.  Paulus juga menambahkan,  “…tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu;  sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.  Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.”  (Filipi 2:20-22).

Timotius memiliki karakter yang tidak perlu disangsikan lagi:  setia, suci, tulus ikhlas, berhati hamba, peduli akan orang lain dan sangat terbeban terhadap pekerjaan Tuhan.  Karakter seperti Timotius inilah yang Tuhan cari! 

Ingatlah! Sebagai pengikut Kristus kita wajib memiliki karakter seperti Kristus.  Karakter inilah yang membedakan kita dengan orang-orang di luar Tuhan.  Karakter Kristus terbentuk di dalam kita melalui proses yang harus kita jalani seumur hidup.  Karena itu milikilah hati yang rela diubah dan dibentuk Tuhan.  “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15:7-8). GBU & Fam. (pg)

Leave a Reply