+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

BERSIKAPLAH SEBAGAI LAKI-LAKI

BERSIKAPLAH SEBAGAI LAKI-LAKI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga sehat-sehat saja, semakin segar dan tetap antusias menyambut hari yang baru.

Charles R. Swindoll berkata, “Kehidupan ini terdiri dari 10% apa yang
terjadi dalam kehidupan kita dan 90% bagaimana reaksi kita terhadap
kejadian itu.”
Sebenarnya Swindoll mau berbicara bahwa respons yang
positif menjadikan kita dapat melakukan segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan dengan respons yang negatif.

Hari ini saya mau mengajak Saudara untuk merenungkan seruan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan
teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!”
(1 Korintus 16:13). 

Sejak dulu laki-laki selalu diidentikkan sebagai makhluk yang kuat.  Secara
umum laki-laki memiliki sifat pemberani, tegas dan suka sekali tantangan, bahkan banyak laki-laki berprinsip pantang menangis supaya tidak dikatakan cengeng dan seperti perempuan.  Oleh karena itu rasul Paulus menyerukan agar setiap orang percaya bersikap sebagai laki-laki.”

Apakah seruan Paulus tersebut hanya ditujukan kepada jemaat laki-laki?
Apakah Rasul Paulus bersifat diskriminasi? Tidak! Seruan Paulus itu ditujukan kepada semua orang percaya tanpa terkecuali, baik itu laki-laki maupun perempuan.  “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.”  (1 Korintus 1:2).

Ada hal-hal positif yang dapat kita pelajari dari sikap seorang laki-laki
yang layak untuk diterapkan dalam kehidupan rohani.
  Salah satunya
adalah hal keberanian.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata berani memiliki arti sikap hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya;  berani juga berarti tidak takut, tidak gentar dan tidak kecut hati. 

Bukan hanya Paulus yang menasihati kita untuk bersikap sebagai laki-laki. 
Daud sebelum meninggal juga berpesan kepada Salomo, yang menerima
tongkat estafet kepemimpinan, demikian,  “…kuatkanlah hatimu
dan berlakulah seperti laki-laki.”
(1 Raja-Raja 2:2)

Selain keberanian, sikap yang harus dimiliki oleh orang percaya adalah berjaga-jaga.  Berjaga-jaga berarti memiliki kewaspadaan, siap menghadapi suatu keadaan yang datang secara tiba-tiba atau di luar perkiraan.  Alkitab menggambarkan sikap berjaga-jaga ini seperti seorang
petugas jaga malam atau ronda, ia jharus punya keberanian karena sewaktu- waktu bisa datang pencuri atau orang jahat.  Bisa dibayangkan bila seorang penjaga malam memiliki sikap penakut, ia pasti lari tunggang-langgang untuk
menyelamatkan diri sendiri atau bersembunyi ketika ada musuh datang! 
Seorang penjaga juga rela tidak tidur semalam suntuk agar situasi tetap aman
dan terkendali.  Sikap berjaga-jaga ini berbicara tentang kewaspadaan rohani,

kesiapan untuk menghadapi segala kemungkinan terburuk sekalipun, atau
cepat tanggap terhadap apapun. 

Laki-laki juga identik dengan kekuatan.  Kata kuat berarti punya daya tahan, tidak mudah patah, tidak mudah goyah, tidak mudah terpengaruh, teguh dalam pendirian, teguh dalam iman.  Di tengah situasi yang tidak mendukung sekalipun setiap orang percaya diharapkan mampu bertahan, berdiri teguh dalam iman, tidak toleran atau kompromi dengan hal-hal yang menyimpang dari kebenaran Injil.  Karena itu  “…hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”  (Efesus 6:10). 

Ingatlah! Senantiasa berjaga-jaga dan mengandalkan Tuhan adalah kunci kekuatan bagi orang percaya! GBU & Fam. (pg)

Leave a Reply