+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Ketika aku HARUS MEMILIH

Ketika aku HARUS MEMILIH

Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa setiap pagi, begitu kita membuka mata, maka kita diperhadapkan dengan pilihan: Mau ngopi dulu atau saat teduh dulu?. Mau langsung mandi atau olahraga dulu? Mau berangkat kerja bersama istri atau berangkat sendiri-sendiri? Tentu saja akan diikuti oleh banyak pilihan yang lain-lain yang saling susul menyusul.

Sesungguhnya dalam hidup ini pilihan itu bukan hanya berkaitan dengan kegiatan kerutinan kita, tapi kita juga sering diperhadapkan dengan pilihan-pilihan dalam kegiatan insidental kita. Memang tidak mudah ketika kita harus memilih.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Ketika aku HARUS MEMILIH”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 25:7-12. Sahabat, Pengamsal dalam bacaan kita pada hari ini memberi kita beragam didikan, ajaran dan nasihat yang sungguh sangat dahsyat dan tidak ternilai harganya. Pengamsal menyampaikan pilihan kepada kita.

Pengamsal menyatakan kepada kita: Pilihlah tempat duduk di bawah; janganlah terburu-buru memperkarakan teman kita; jangan buka rahasia orang lain; jangan orang yang mendengar akan mencemoohkan; perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya seperti buah apel di pinggan perak; dan teguran orang bijak seperti cincin emas dan hiasan kencana bagi pendengarnya.


Mengingat keterbatasan halaman yang tersedia, saya harus memilih 3 hal saja yang saya kupas lebih lanjut.  Pertama, secara duniawi, jika seseorang duduk di tempat yang tinggi dan terhormat dalam suatu kesempatan, boleh jadi ia merasa bangga. Tetapi, jika kemudian ia disuruh turun oleh orang yang memiliki kewenangan, tentu akan memalukan. Pengamsal mengatakan bahwa lebih baik jika kita diminta: “naiklah ke mari”, daripada direndahkan di hadapan yang mulia dan orang banyak. (ayat 7)

Kedua, jika kita memilih untuk berkata-kata, Pengamsal  mengingatkan dan menasihati kita bahwa perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah sangat luar biasa dan sangat memberkati. Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya bagaikan buah apel emas di pinggan perak (ayat 11)

Ketiga, selanjutnya jika kita memilih menegur seseorang, dalam ayat 12 Pengamsal menyampaikan bahwa teguran orang bijak seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar. Pada umumnya, hampir setiap orang tidak suka ditegur. Setiap orang tidak suka pada teguran. Karena mereka menganggap bahwa teguran adalah kritik, peringatan, jeweran atau sentilan yang bersifat negatif. Karena itu ada cukup banyak orang yang beranggapan bahwa  teguran sebagai ejekan, olok-olok, hinaan atau kemarahan kepadanya.

Namun Pengamsal meyakinkan kita bahwa teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar. Teguran orang bijak adalah kritik, peringatan, jeweran atau sentilan yang membangun. Karena teguran yang disampaikan oleh orang yang berhikmat dan berakal budi dari Allah kepada seseorang, merupakan didikan, ajaran dan nasihat yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Haleluya!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7?
  2. Apa yang Sahabt pahami dari ayat 11?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: : “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” (ayat 11). (pg)

Leave a Reply