+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

PEMIMPIN yang BIJAKSANA

PEMIMPIN yang BIJAKSANA

Sahabat, menemukan pemimpin yang baik,  berkualitas, dan berintegritas tidaklah mudah. Dibutuhkan kepribadian yang bertanggung jawab agar pemimpin yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Belajar dari Musa, ketika dia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang baik dan berkualitas untuk membantunya mengurus umat Allah, maka kriteria yang pertama yang ditetapkannya yaitu BIJAKSANA (Ulangan 1:13).

Lalu apa artinya bijaksana? Secara umum, arti bijaksana adalah sikap seseorang yang selalu bertindak berdasarkan akal sehat dan logis sehingga dapat bersikap tepat dalam menghadapi setiap keadaan dan peristiwa. Sikap bijaksana adalah sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa sehingga memancarlah keadilan, dan kebeningan hati.

Orang yang  bijaksana selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan ilmu pengetahuannya); arif; tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat dan teliti) apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya. Maka kita perlu memiliki pemimpin yang bijaksana.

Untuk lebih memahami topik tentang: “PEMIMPIN yang BIJAKSANA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 47:13-26. Sahabat, wabah kelaparan selama tujuh tahun, seperti mimpi Firaun, akhirnya terjadi. Itu menyebabkan segenap  rakyat Mesir bergantung total kepada pemerintah. Dalam situasi ini, Yusuflah yang menjadi penanggungjawabnya.

Pada awalnya rakyat memakai uangnya untuk membeli makanan (ayat 15). Setelah uang mereka habis, Yusuf meminta agar makanan ditukar dengan ternak (ayat 16-17). Ketika uang dan ternak pun habis, maka tanah dijadikan sebagai alat tukar. Hingga akhirnya, mereka pun ikhlas menjadi hamba Firaun asal mendapatkan makanan (ayat 19).

Kemudian Yusuf membeli seluruh tanah di Mesir. Dia hanya menyisakan tanah para imam karena mereka mendapat tunjangan tetap dari Firaun (ayat 22). Akibatnya seluruh  negeri itu menjadi milik Firaun (ayat 20) serta seluruh rakyat mengabdi menjadi hambanya (ayat 21).

Setelah itu Yusuf memberi rakyatnya benih untuk ditanam di ladang yang telah dibeli Firaun. Dia menetapkan bahwa seperlima dari hasil ladang adalah milik Firaun (ayat 23-24). Rakyat tidak keberatan. Mereka menerima kebijakan itu dengan baik dan senang hati (ayat 25-26).

Sahabat, ketika berada di puncak kekuasaannya, Yusuf melakukan tugasnya dengan baik dan benar. Dia menguntungkan Firaun, tetapi juga berbelas kasihan menolong rakyatnya. Rasa syukur rakyat membuktikan bahwa Yusuf dinilai melakukan kebajikan. Yusuf merupakan seorang pemimpin yang bijaksana.

Semoga rakyat Indonesia diberi hikmat dan bijaksana oleh Tuhan dalam memilih dan menentukan para pemimpin, sehingga Indonesia memiliki banyak pemimpin yang bijaksana.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 25-26?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan memilih orang-orang yang mau tunduk kepada-Nya, bukan mereka yang merasa diri bisa. (pg).

Leave a Reply