+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

HALELUYA! Bersama Alam MENGKIDUNGKAN PUJIAN

HALELUYA! Bersama Alam MENGKIDUNGKAN PUJIAN

Sahabat, memuji Tuhan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang percaya. Mengapa kita harus memuji Tuhan di segala waktu?  Karena kita diciptakan Tuhan dengan tujuan memberitakan kemasyhuran-Nya (Yesaya 43:21).  Memuji Tuhan adalah perintah Tuhan, dan sebagai anak-anak-Nya kita harus taat melakukannya  (Ibrani 13:15). 

Tuhan sangat menikmati puji-pujian yang dinaikkan oleh umat-Nya, karena itu Ia selalu hadir dan bertakhta di atas pujian kita.  Meski berada di situasi sulit dan sepertinya kegelapan pekat mengelilingi hidup kita biarlah kita tetap memuji-muji Tuhan, karena ketika kita melakukannya Tuhan akan hadir melawat kita. Kehadiran-Nya pasti membawa dampak luar biasa dalam kehidupan kita:  Memulihkan, menyembuhkan, menolong bahkan memberkati kita.  Marilah bersama alam kita mengkidungkan pujian bagi Tuhan.

Untuk dapat lebih memahami topik tentang: “HALELUYA! Bersama Alam MENGKIDUNGKAN PUJIAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 148:1-14. Sahabat, Mazmur 148 berisi ajakan kepada segenap ciptaan, baik yang di surga maupun di bumi, untuk memuji Tuhan. Pertama, ada ajakan kepada segenap isi surga. Kedua, ada ajakan kepada segala yang diciptakan di bumi, baik makhluk hidup yang bernapas maupun benda mati yang tidak bernapas. Dasar dari ajakan tersebut adalah semua yang diajak itu merupakan ciptaan Tuhan dan punya panggilan yang sama untuk memuji Tuhan.

Semua ciptaan bergantung penuh pada Tuhan Sang Pencipta, yang sekaligus Sang Pemelihara. Ia yang menciptakan segala sesuatu dengan firman-Nya, Ia pula yang memberikan segala ketetapan agar semesta terus berjalan dengan baik (ayat 5-6).

Sahabat, rasa kebersamaan dengan segenap alam, baik di surga maupun di bumi, yang Pemazmur rasakan adalah sesuatu yang sangat indah, istimewa, dan berharga. Perasaan dan ajakan sang Pemazmur ini didasarkan pada penghayatan bahwa Pemazmur sebagai manusia ada bersama dengan ciptaan yang lain.

Ada kesadaran bahwa alam pun adalah subjek yang turut menyembah Tuhan, bukan objek untuk dieksploitasi. Kesadaran seperti ini menjadi teguran keras kepada kita yang seringkali hanya memusatkan segala sesuatu oleh, dari, dan untuk manusia. Kita bersikap sangat antroposentris. Akibatnya, kita cenderung mengabaikan keberadaan, keterkaitan, bahkan kebersamaan dengan ciptaan yang lain, termasuk ciptaan yang ada di surga yang tidak kasatmata.

Sahabat, di tengah kerusakan alam yang menyebabkan ketidakteraturan, bahkan kekacauan musim, banjir, tanah longsor, dan lain-lain, kidung yang dinaikkan Pemazmur mengajak kita untuk peduli terhadap alam. Kita diajak untuk tidak menjadikan alam semesta sebagai alat pemuasan nafsu, tetapi sebagai sesama ciptaan yang menyembah Sang Pencipta yang Agung.

Mari kita selalu ingat, peduli, dan melibatkan alam di dalam pujian kepada Tuhan. Biarlah kiranya semuanya bersama-sama memuji nama Tuhan Sang Pencipta dan Pemelihara ciptaan-Nya. Haleluya!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7?

Selamat sejenak merenung.  Simpan dalam-dalam di hati: Saat memuji Tuhan kita memberi kesempatan Tuhan menyatakan kuasa-Nya:  Mengubah keadaan buruk menjadi berkemenangan! (pg).

Leave a Reply