+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Hubungan Paulus Dengan Jemaat DI Efesus

Hubungan Paulus Dengan Jemaat DI Efesus

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Syukur kepada Tuhan kalau hari ini kita boleh memasuki dan menjalani pekan terakhir di bulan Juli 2020. Mari kita jalani dan nikmati dengan penuh syukur dan terus berjalan bersama dengan Sang Gembala Yang Baik.

Di daftar kontak HP kita masing-masing mungkin ada ratusan bahkan ribuan nama teman-teman kita. Tapi diantara sekian ratus atau sekian ribu nama, pasti ada beberapa nama yang punya kesan atau hubungan khusus dengan kita, yang sering kita sebut dengan sahabat. Kalau kita pernah kerja di beberapa perusahaan, pasti kita punya pengalaman dan kesan yang berbeda di tiap perusahaan. Demikian juga kalau kita pernah menggembalakan di beberapa jemaat.

Nah, pagi ini saya mengajak Saudara untuk mengamati hubungan Rasul Paulus dengan jemaat di Efesus. Hubungan Rasul Paulus dengan jemaat tersebut sedikit berbeda bila dibandingkan dengan hubungannya dengan  jemaat-jemaat di tempat lain. Ia memiliki hubungan sangat dekat dengan jemaat di Efesus. Mengapa? Mungkin disebabkan karena jemaat di Efesus pernah  digembalakan Paulus sampai tiga tahun lamanya seperti dikatakannya, “Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.” (Kisah Para Rasul 20:31).

Jadi, Paulus mengenal betul keadaan mereka. Namun bukan berarti perjalanan pelayanan Paulus di Efesus itu mulus tanpa halangan. Sebaliknya, Paulus melayani mereka dengn cucuran air mata, menandakan betapa berat pergumulan yang harus ia hadapi. Paulus berkata, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluaan kawan-kawan seperjalananku” (Kisah Para Rasul 20:24, 33, 34).

Ini sedikit catatan saya, Paulus telah meninggalkan teladan yang baik bagi jemaat di Efesus. Meski ia berada di tengah kesulitan, penganiayaan dan penderitaan, tidak pernah mengeluh dan bersungut-sungut. Sebaliknya ia tetap bisa mengucap syukur dan bisa berkata, “…bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Fiipi 1:21-22a).

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus,  Paulus banyak mengungkapkan betapa melimpahnya kekayaan Kristus yang hendak dilimpahkan kepada umat-Nya. Paulus berharap agar jemaat di Efesus terbuka mata rohaninya, sehingga mereka “…dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Efesus 3:18).

Ingatlah! Mari kita jalani dan nikmati hidup pada hari ini dengan satu keyakinan bahwa di tengah kesulitan yang kita hadapi dan alami saat ini,  kasih Tuhan yang melampaui segala akal sanggup menopang kita. GBU & Fam. (pg)

Leave a Reply