+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Belajar dari Burung Rajawali

Belajar dari Burung Rajawali

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga sehat-sehat dan tetap semangat. Ada ungkapan yang berkata bahwa belajar itu sepanjang hidup kita. Betul sekali, apalagi ketika ada pandemi Covid-19 dan memasuki “New Normal” kita harus mau belajar banyak hal baru kalau kita ingin bisa bertahan hidup.

Saudara, sesungguhnya hidup itu adalah sebuah pembelajaran  (learning)   selama hidup. Selama kita hidup, kita takkan pernah berhenti untuk belajar dan  belajar.  Belajar itu tidak selamanya harus di ruang kelas,  ada guru, ada buku/diktat, dan perlengkapan belajar lainnya. Adakalanya kita harus belajar dari situasi-situasi yang ada di sekitar, belajar dari setiap kejadian atau peristiwa, belajar dari hewan, tumbuhan, dan alam, belajar dari pengalaman hidup orang lain, belajar dari kesalahan atau kegagalan masa lampau dan sebagainya.  Semakin kita belajar semakin kita mengerti banyak hal dan kita pun menjadi semakin bijaksana! 


Dalam amsalnya, Agur bin Yake mengajak kita untuk belajar dari 4 hal:  “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.” (Amsal 30:18-19).

Hari ini kita akan khusus belajar dari burung rajawali.  Burung rajawali adalah salah satu jenis burung yang besar dan memiliki sayap yang sangat kuat.  Ia tidak pernah takut dan khawatir dengan badai sehebat bagaimana pun.  Justru ketika badai datang burung rajawali akan semakin mengembangkan sayapnya dan terbang semakin tinggi, kemudian dia terbang di atas badai itu.  Sebagaimana burung rajawali mampu terbang di atas badai, dia mampu mengatasi badai.  Orang percaya hendaknya memiliki mentalitas burung rajawali yang tidak takut menghadapi badai  hidup. .

Selain itu burung rajawali menyukai tempat-tempat yang tinggi, bersarang di tempat-tempat yang tinggi atau di bukit-bukit batu yang sulit dijangkau.  Tempat yang tinggi berbicara tentang perkara-perkara rohani, perkara yang dari Tuhan.  Nasihat Rasul Paulus:  “…carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,…Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”  (Kolose 3:1-2).  Orang yang senantiasa memikirkan perkara-perkara rohani atau perkara yang di atas tentunya adalah orang yang memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Semakin kita dekat dengan Tuhan semakin kita beroleh kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi badai hidup ini;  dan melalui badai persoalan kita diajar untuk memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

Pelajaran lain yang kita dapatkan dari burung rajawali adalah bergerak dengan kecepatan tinggi.  Ini berbicara tentang semangat hidup.  “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”  (Amsal 18:14).  Seberat bagaimana pun penderitaan, tekanan atau kesesakan yang kita alami, biarlah kita tetap memiliki semangat untuk menjalani hidup, karena kita tahu bahwa Tuhan selalu ada untuk kita, lengan-Nya yang kuat siap menopang.  “Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu.”  (Mazmur 89:14).

Ingatlah! Bagaikan seorang olahragawan yang sedang bertanding, semangat merupakan modal penting untuk bisa meraih kemenangan.  Rasul Paulus menasihati:  “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”  (Roma 12:11). GBU & Fam. (pg)

Leave a Reply